PSIKOLOGI
KESEHATAN : INTERAKSI BIOPSIKOSOSIAL
STRESS :
-
Definisi ( Lazarus & Folkman, 1884b;
Lovallo, 1997; Trumbull & Appley, 1986 ) : suatu keadaan dimana terjadi transaction
yang mengarahkan individu untuk menerima pertentangan antara kebutuhan fisik
dan psikologis sebuah situasi dan sumber-sumber biologis, psikologis atau
sistem sosial.
-
Kondisi stres mempunyai 2 komponen :
fisik dan psikologis
-
Stresor : setiap hal atau situasi, bersifat fisik
ataupun psikologis yang dapat menyebabkan stres.
-
Reaksi fisik maupun psikologis terhadap
sebuah stresor disebut STRAIN
-
Faktor-faktor yang membuat orang
cenderung stres : karakteristik dan
kepribadian ( contoh : motivasi, intelektual ) individu dan situasi yang mendukung (
transisi kehidupan, saat-saat sulit seperti mempunyai anak remaja, ambiguity (
bingung memilih ).
-
Sumber-sumber stres : dari diri sendiri
( penyakit, konflik ), keluarga ( perceraian, penyakit dalam keluarga,
ketidakmampuan, dan kematian ), komunitas dan masyarakat ( pekerjaan dan
lingkungan ).
-
Alat mengukur stres : The Social
Readjusment Rating Scale.
-
Salah cara untuk mengurangi stres adalah
adanya dukungan sosial ( Social Support ).
-
Tipe-Tipe dukungan sosial : emotional
atau esteem support ( empati, perhatian, perawatan, dukungan ), tangibel
/intrumental support ( hadiah ), informational support ( pemberian saran,
petunjuk ), companionship support ( meluangkan waktu untuk melakukan kegiatan
bersama-sama ).
-
Gangguan kesehatan yang diakibatkan oleh
stres : penyakit digestive ( ulcers, inflammatory bowel diseases, irritable
bowel syndrome ), Asthma, Sakit kepala yang berulang ( tension headaches,
migraine headaches ), rheumatoid arthritis, dysmenorrhea, eczema, psoriasis,
penyakit kardiovaskuler ( hipertensi ).
COPING
-
Proses dalam diri seseorang dalam memanaje
ketidakenakan/kekacauan yang terjadi
padanya.
-
Kemampuan mengatur di sini tidak berarti
harus menyelesaikan masalah yang dihadapi.
-
Menurut Lazarus, dibagi menjadi dua
metode koping : emotion- focused coping dan problem focused coping.
-
Kedua tipe koping tersebut dapat
digunakan secara bersama-sama.
-
Berikut ini contoh-contoh metode koping
pada situasi stress : assistance seeking ( p ), avoidance ( e ), confrontative
assertion ( p ), denial ( e ), direct action ( p ), discharge ( e ), distraction ( e ), emotional approach
( e ), hiding feeling ( e ), humor ( e ), increased activity ( e ), intrusive thoughts ( e ), logical
analysis ( p ), physical exercise ( e ), planful problem solving ( p ),
positive rappraisal ( e ), praying ( e ), resigned acceptance ( e ), seeking
meaning ( e ), self criticism ( e ), substance use ( e ), wishful thingking ( e ), worry (
e ).
STRESS
MANAGEMENT
-
Stres dapat direduksi dengan beberapa
cara antara lain : Medikasi, Metode Kognitif dan Perilaku ( relaxation,
systematic desensitization, biofeedback, modeling ), Masase, meditasi dan
hipnosis.
LINGKUNGAN
RUMAH SAKIT : SETTING, PROSEDUR, DAN EFEK KE PASIEN
-
Mempersiapkan pasien menghadapi stres
akibat prosedur medis : Behavioral control, Cognitive control, Informational
control.
-
Behavioral control : pasien dapat
mengurangi ketidaknyamananatau selama rekoveri atau setelah prosedur medis
dengan tindakan segera seperti napas khusus, atau latihan batuk.
-
Cognitive control : mengetahui bagaimana
memfokuskan pada keuntungan dari prosedur medis dan bukan merupakan aspek yang
tidak menyenangkan.
-
Informational control : memperoleh
pengetahuan tentang kejadian dan atau sensasi pada harapan selama atau sesudah
prosedur medis.
-
Persiapan psikologis dengan ketiga
teknik di atas berguna untuk pasien yang akan dilakukan tindakan
pembedahan/surgikal maupun yang tidak.
HOSPITALISASI
-
Hospitalisasi pada anak usia di bawah
tiga tahun adalah separation distress ( takut terhadap perpisahan ).
-
Hospitalisasi pada anak usia
sekolah meliputi 4 aspek : 1. Perasaan
dan kontrol diri, 2. Kemampuan berpikir
dan khawatir tentang akibat dari penyakit dan perawatan mereka, 3.
Berjauhan dari teman-temannya dan teman sekolah dapat membuat perasaan mereka
merasa sendiri/kesepian, kebosanan, dan perhatian tentang kehilangan teman,
atau keberadaan mereka dalam kelompoknya, 4. Bagi anak sekolah yang sudah mulai
pubertas mereka menjadi lebih malu karena memperlihatkan tubuhnya pada orang
asing ( petugas kesehatan ) atau kebutuhan akan bantuan untuk melakukan
aktifitas personal seperti n toileting.
PAIN
( NYERI, SAKIT, KETIDAKNYAMANAN )
-
Pain adalah pengalaman sensori dan
emosional dari ketidaknyamanan, dimana biasanya berhubungan dengan kerusakan
jaringan .
-
Dimensi dari pain : 1. Organic Vs
Psychogenic pain, 2. Acute Vs Chronic pain
-
Organic pain : ketika ketidaknyamanan
karena sebab utama kerusakan jaringan
-
Psychogenic pain : bila tidak ditemukan
kerusakan jaringan atau kegagalan dalam pembedahan, maka ketidaknyamanan yang
dirasakan lebih menggambarkan proses psikologis.
-
Acute pain : pengalaman rasa sakit yang
dirasakan seseorang yang bersifat sementara ( hilang timbul ) dalam jangka
waktu tidak lebih dari 6 bulan.
-
Chronic pain : Bila rasa sakit dirasakan
terus menerus selama berbulan-bulan dan bersifat menetap.
-
Pengukuran pain dapat menggunakan :
visual analog scale ( no pain -------worst pain possible), Box scale ( no pain
/ 0 ------- worst pain possible/10 ),
Verbal rating scale ( no pain --- some
pain -----considerable pain -----worst pain possible ).
-
Berbagai macam terapi untuk
menghilangkan atau mengurangi nyeri : relaxation, biofeedback, distraction,
imagery, hipnosis, interpersonal terapi , terapi stimulus ( akupuntur),
terapi fisik ( fisioterapi).
PERILAKU
ABNORMAL
-
Perspektif perilaku abnormal dapa
dilihat dar segi : 1. Perspektif biologis ( berhubungan dengan
sistem saraf ), 2. Perspektif psikologis ( berhubungan dengan struktur pikiran,
struktur kepribadian, mekanisme pertahanan tubuh, tahapan perkembangan
psikoseksual ), 3. Perspektif sosiokultural ( berhubungan dengan etnisitas dan
kesehatan mental ).
-
Gangguan penyesuaian merupakan gangguan
suatu reaksi maladaptif terhadap suatu stresor yang dikenali dan berkembang
beberapa bulan sejak munculnya stresor. Reaksi maladaptif ini berupa gangguan
pada fungsi sosial, pekerjaan dan akademis, atau adanya kondisi distres
emosional yang melebihi batas normal. Reaksi maladaptif dalam bentuk gangguan
penyesuaian ini mungkin teratasi bila stresor dipindahkan atau individu belajar
mengatasi stres.
-
Stres menyebabkan efek domino pada
sistem endokrin, yaitu sebuah sistem tubuh berupa kelenjar yang memproduksi dan
melepaskan sekresi yang disebut hormon.
-
Stres menyebabkan sistem kekebalan tubuh
menjadi berkurang.
-
Hans Selye membuat istilah Sindrom
Adaptasi Menyeluruh (GAS = General Adaptation Syndrome ) untuk menjelaskan pola
respons biologis umum terhadap stres yang berlebihan dan berkepanjangan. Selye
mengemukakan bahwa tubuh kita bereaksi sama terhadap berbagai stresor yang
tidak menyenangkan, baik sumber stres berupa serangan bakteri, penyakit karena
organisme, perceraian, kebanjiran, dll. Teori menyatakan bahwa tubuh kita
seperti jam dengan sistem alarm yang tidak berhenti sampai tenaganya habis.
-
GAS terdiri dari 3 tahap : 1. Tahap
Reaksi waspa ( alarm reaction ), 2. Tahap Resistensi ( Resistance Stage ), 3.
Tahap kelelahan ( Exhaustion stage ).
GANGGUAN
MOOD
-
Mood adalah kondisi perasaan yang terus
ada yang mewarnai kehidupan psikologis kita. Perasaan sedih atau depresi
bukanlah yang abnormal dalam konteks peristiwa atau situasi yang penuh tekanan.
Namun orang dengan gangguan Mood ( Mood Disorders ) mengalami gangguan mood
yang luar biasa parah atau berlangsung lama dan mengganggu kemampuan mereka
untuk berfungsi dalam memenuhi tanggung jawab secara normal.
-
Tipe-tipe gangguan mood : 1. Ganggaun
depresi mayor dan gangguan distimik, 2. Gangguan perubahan mood : gangguan
bipolar dan gangguan siklotimik.
-
Gangguan depresi mayor : didasarkan pada
munculnya satu atau lebih episode depresi mayor tanpa adanya riwayat episode
manik datu hipomanik.
-
Ciri-ciri orang yang mengalami depresi
mayor : merasa sedih, putus asa, terpuruk atau kehilangan minat/rasa senang
dalam semua atau berbagai aktifitas untukperiode waktu paling sedikit 2 minggu,
kehilangan nafsu makan ( selera makan buruk ), kehilangan atau bertambah berat
badan secara mencolok, memiliki masalah susah tidur atau tidur terlalu banyak,
gelisah secara fisik atau secara ekstrim menunjukkan elambatnya aktifitas
motorik mereka.
-
Faktor resiko dalam depresi mayor : usia
( onset awal lebih umum terjadi pada dewasa muda daripada dewasa yang lebih tua
), status sosial ekonomi ( status sosial ekonomi rendah lebih rentan terkena
depresi mayor dari pada status sosial ekonomi tinggi ), dan status pernikahan (
orang yang berpisah atau bercerai memiliki resiko lebih tinggi dari pada orang
yang menikah atau tidak pernah menikah sama sekali ).
-
Banyak orang mengeluh bahwa mood mereka
bervariasi sesuai dengan cuaca. Untuk sejumlah orang perubahan musim dari musim
panas ke musim gugur dan dingin menyebabkan suatu tipe depresi yang disebut
dengan Gangguan Afektif Musiman (
Seasonal Affective Mood ).
STRES
DAN GANGGUAN MOOD
-
Peristiwa kehidupan yang penuh tekanan
seperti kehilangan orang yang dicintai, putusnya hubungan romantis, lamanya
hidup menganggur, sakit fisik, masalah dalam pernikahan dan hubungan, kesulitan
ekonomi, tekanan di pekerjaan, atau rasisme dan diskriminasi meningkatkan
resiko berkembangnya gangguan Mood atau kambuhnya sebuah gangguan mood,
terutama depresi mayor.
-
Meski stres sering berimplikasi pada
depresi, tidak semua orang yang mengalami stres menjadi depresi. Faktor seperti
ketrampilan koping, bawaan genetis, dan ketersediaan dukungan sosial memberikan
kontribusi pada kecenderungan depresi saat menghadapi kejadian penuh tekanan.
DEPRESI
PASCA MELAHIRKAN
-
Merupakan salah satu bentuk gangguan
mood, berupa depresi.
-
Perubahan mood setelah melahirkan ini
secara umum disebut maternality blues, post partum blues, atau baby blues.
-
Post partum Depression ini biasanya
berlangsung selama beberapa hari dan dianggap sebagai suatu respons yang normal
terhadap perubahan hormonal yang terjadi pada waktu kelahiran bayi. Dengan
adanya perubahan hormonal yang bergolak ini, akan menjadi abnormal bagi
kebanyakan wanita bila mereka tidak mengalami beberapa perubahan dalam kondisi
perasaan segera setelah melahirkan anak.
PENANGANAN GANGGUAN MOOD
-
Penanganan gangguan mood dapat
menggunakan : 1. Pendekatan psikodinamika, 2. Pendekatan behavioral, 3.
Pendekatan kognitif , 4. Pendekatan biologis ( obat-obatan, terapi
elektrokonvulsif/ECT ).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar