21 Mei 2013

MAKALAH PSIKOLOGI TENTANG BALITA


BAB 1
PENDAHULUAN

1.1.         Latar belakang
Manusia hidup tidaklah secara permanen, melainkan terus berubah-ubah. Mulai dari pembuahan, menjadi janin, bayi, lahir, dewasa, dan akhirnya mati. Saat bayi lahir, belum memiliki kemampuan apapun kecuali menangis. Dengan cara berinteraksi secara terus-menerus dengan lingkungan sekitar, bayi akan lebih menyempurnakan diri, hingga bayi tersebut mengalami perubahan fisik sampai menjadi lebih seimbang.
Seiring berjalannya waktu, bayi tersebut terus mengalami perubahan. Perilaku dan keterampilannya juga semakin berkembang. Bayi tersebut mulai bisa melakukan hal-hal tertentu, seperti membalikan badan, duduk, merangkak, berdiri dan akhirnya bisa berjalan dan berlari.

Perkembangan dan pertumbuhan merupakan hal yang penting untuk kita pelajari dan kita pahami. Banyak para pendidik dan orang tua yang belum memahami perkembangan-perkembangan anak. Sehingga masih ada pendidik dan orang tua yang menerapkan sistem pembelajaran tanpa melihat perkembangan anak. Hal ini akan berakibat adanya ketidak seimbangan antara system pembelajaran dengan perkembangan anak yang akan menyulitkannya untuk mengikuti system pembelajaran yang ada. Dengan mengetahui faktor-faktor perkembangan dan pertumbuhan anak diharapkan kita akan mudah mengetahui system pembelajaran yang efektif, efisien, terarah dan sesuai dengan perkembangan anak.
Untuk mengembangkan potensi anak didik dan menciptakan generasi-generasi masa depan yang berkualitas, maka diperlukan adanya pemahaman tentang perkembangan dan pertumbuhan anak. Dengan demikian, sebagai pendidik kita diharuskan mengetahui dan memahami perkembangan dan pertumbuhan peserta.

1.2.         Tujuan
Untuk memenuhi tugas mata kuliah Psikologi dan Untuk memebrikan informasi tentang perkembangan balita dan Untuk menambah pengetahuan penulis dan juga pembaca tentang balita.





















BAB II
TINJAUAN MATERI

1.1.         Pengertian Balita
Balita adalah bayi yang berada pada rentang usia 0-5 tahun. Pada usia ini otak anak mengalami pertumbuhan yang sangat pesat yang dikenal dengan istilah masa keemasan (the golden ege), dan pada masa ini harus mendapatkan stimulasi secara menyeluruh baik kesehatan, gizi, pengasuhan dan pendidikan. Istilah ini sudah sering di dengar dan di pahami oleh semua orang tua, karena mereka menginginkan anaknya tumbuh menjadi anak yang cerdas, tapi sedikit yang memanfaatkan peluang ini, karena mereka merasa pertumbuhan anak adalah proses alami yang akan terjadi dengan sendirinya tanpa dengan interpretesi orang tua atau siapapun

1.2.         Penyakit-penyakit yang ada di balita
A.Demam
Saat Ibu meraba tubuh si Kecil dan suhu tubuhnya melebihi kondisi normal, ini bisa jadi tubuhnya sedang berusaha untuk mengenali dan melawan beragam virus serta bakteri. Pertolongan pertama yang bisa Ibu lakukan adalah dengan memberinya obat penurun demam. Perlu diketahui ya Bu, demam yang terlalu tinggi dapat menyebabkan kejang pada anak. Bila ada riwayat kejang atau panas tidak juga turun setelah minum obat penurun panas, segera bawa si Kecil ke dokter ya Bu. Perhatikan pula gejala-gejala lainnya yang muncul selain demam, agar Ibu bisa segera mengenali kemungkinan penyebab utamanya.
B.Pilek
Pada umumnya virus pilek menyerang pada musim hujan, atau pergantian dari musim panas ke musim hujan. Virus ini mudah menyebar di dalam ruangan. Ditambah lagi dengan kebiasaan balita yang sering memasukkan tangan atau benda lain ke dalam mulut, sehingga mikroorganisme dengan mudah masuk ke dalam tubuh. Balita yang terserang pilek akan mengalami gejala-gejala seperti bersin-bersin, hidung tersumbat atau berlendir, demam ringan, dan batuk.
Untuk meredakan demam, Ibu bisa memberikan obat penurun demam. Sedangkan untuk meredakan hidungnya yang tersumbat, Ibu bisa menggunakan obat tetes hidung. Atau, Ibu juga bisa menyedot cairan dari hidungnya dengan menggunakan bantuan alat berupa bola karet yang dilekatkan kateter karet lunak atau plastik. Banyak minum air putih juga akan membantu mengencerkan dahak. Bila pilek berlangsung lebih dari 10 hari, sebaiknya Ibu membawa si Kecil ke dokter anak. 
C.Diare
Bila frekuensi BAB anak menjadi lebih sering dan fesesnya lebih encer (berair), berarti si Kecil mengalami diare. Pada umumnya diare disebabkan oleh infeksi bakteri atau virus. Penyebab lainnya adalah alergi makanan dan reaksi terhadap obat.
Diare biasanya tidak berbahaya asalkan Ibu dapat menjaga kecukupan asupan cairan dan nutrisi si Kecil. Diare umumnya hanya menyebabkan dehidrasi ringan seperti mulut yang sedikit kering, lebih sering haus, dan berkurangnya urin. Hal yang harus Ibu lakukan adalah menjaga kecukupan asupan cairan si Kecil dengan memberikannya minum dalam jumlah banyak, bisa berupa air putih, cairan elektrolit (oralit), atau minuman manis. Jika diare tergolong parah dan terus berlangsung lebih dari 24 jam, sebaiknya Ibu segera berkonsultasi dengan dokter anak.
D.Muntah
Jika si Kecil memuntahkan makanan dari mulutnya, Ibu jangan panik dulu, karena itu bisa jadi reaksinya saat diperkenalkan dengan beberapa makanan baru atau terlalu banyak makan. Atau bisa juga karena dia alergi dengan makanan yang diberikan. Bila si Kecil sering muntah, dikhawatirkan kemungkinan penyebabnya adalah gastroenteritis (radang pada saluran pencernaan), keracunan makanan, atau masalah serius lainnya, sehingga perlu segera ditangani dokter.
E.Cacar Air
Penyakit ini memperlihatkan gejala khas berupa bintik-bintik merah pada tubuh yang beberapa hari kemudian berubah menjadi benjolan-benjolan berisi air yang menyebar ke seluruh tubuh dan menimbulkan rasa gatal. Untuk mengatasinya, Ibu bisa mengoleskan krim untuk membantu mengurangi rasa gatal. Kalau si Kecil mengalami demam, berikan obat penurun demam.
Pemberian vaksin akan mampu menangkal serangan cacar air secara efektif. Namun, meski si Kecil tidak mendapatkannya, cacar air biasanya akan sembuh dengan sendirinya. Harap ingat ya Bu, virus cacar air sangat mudah menular, jadi sebaiknya Ibu tidak membolehkan balita keluar rumah sampai ia benar-benar sembuh.
F.Campak
Penyakit yang disebabkan oleh virus campak atau morbili ini menimbulkan bercak-bercak merah yang menyebar ke seluruh tubuh si Kecil. Sebelum bercak merah timbul, si Kecil mengalami demam tinggi yang turun naik dan terkadang juga disertai diare. Umumnya jika bercak merah sudah keluar, maka demam akan turun dengan sendirinya. Bercak merah nantinya akan menjadi kehitaman sampai akhirnya menghilang.
Ibu bisa melakukan pengobatan untuk menangani gejala yang timbul, yaitu dengan memberikan obat penurun demam dan menjaga kecukupan asupan cairan bila disertai diare. Bila setelah 1-2 hari pengobatan, gejala-gejala yang timbul membaik, maka si Kecil cukup dirawat di rumah saja. Tapi kalau gejala-gejala tidak kunjung membaik setelah diberikan pengobatan, maka Ibu harus segera membawanya ke rumah sakit. Campak tergolong penyakit menular lho Bu, jadi bila si Kecil dirawat di rumah, pastikan ia ditempatkan di tempat tersendiri agar tidak menularkan ke orang lain. Akan lebih baik bila Ibu melakukan pencegahan dengan memberikan imunisasi campak kepada si Kecil.
G.Masalah Kulit
       Terdapat beragam gangguan pada kulit balita dengan penyebab yang berbeda-beda. Dermatitis atopik merupakan penyakit kulit yang paling umum diidap anak. Penyebabnya adalah alergi atau kulit yang sangat sensitif. Si Kecil akan merasa gatal dan kulitnya terlihat kemerahan, pecah, dan mengelupas. Ada pula impetigo yang disebabkan oleh infeksi bakteri dan ditandai dengan bintik-bintik di sekitar mulut dan hidung. Penyakit kulit lainnya yang bisa menyerang balita adalah kudisan. Bila si Kecil mengalami masalah kulit, ada baiknya Ibu berkonsultasi dengan dokter anak.
H.Infeksi Telinga Tengah

Infeksi pada telinga tengah umumnya disebabkan oleh virus dan menyertai flu. Gejala-gejalanya antara lain demam, keluarnya cairan bening dari salah satu atau kedua telinga, dan pusing. Sebagai pertolongan pertama, Ibu bisa memberikan obat penurun demam. Infeksi ini biasanya akan sembuh dalam beberapa hari kok. Agar tidak terjadi secara berulang atau menjadi lebih parah, sebaiknya Ibu membawa si Kecil ke dokter untuk diperiksa

1.3.         Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pertumbuhan

Pada dasarnya pertumbuhan manusia itu berbeda satu dengan yang lainnya karena mereka memiliki perbedaan genetic dan asupan dari masing-masing manusia. Sehingga bisa dikatakan bahwa faktor dari pertumbuhan manusia itu sendiri merupakan hal penting dalam perkembangan manusia . Faktor-faktornya adalah :

1. Faktor Genetik (Keturunan)
Faktor ini merupakan factor utama yang dimiliki oleh seorang manusia dalam awal pertumbuhannya. Faktor ini sangat berpengaruh dalam proses pertumbuhannya dari bayi sampai dewasa. Biasanya factor genetic ini susah untuk diubah, karena sudah terbentuk dan melekat pada si manusia sejak mereka lahir. Dan sekalipun bisa diubah itu memerlukan waktu yang cukup lama untuk mengubahnya. Contoh factor-faktor genetic manusia ; postur tubuh, warna rambut, warna kulit, sifat, tempramen dan lain-lain.

2. Faktor Asupan
Faktor ini juga mempengaruhi dalam proses pertumbuhan manusia. Dengan pemberian asupan seperti makanan,vitamin,buah-buahah,sayuran,dll secara teratur dalam proses pertumbuhannya maka akan terbentuklah manusia yang sehat, baik sehat fisik dan sehat psikis. Asupan juga berpengaruh dengan cara berfikir, pertumbuhan badan, dan lain-lain.

3. Faktor Lingkungan
Setelah kedua factor diatas telah dilewati segeralah anda mengetahui factor yang satu ini, factor lingkungan merupakan cara pembelajaran para manusia dalam pembangunan karakter secara alamiah dengan kata lain proses belajarnya secara otomatis. Maka dengan itu lingkungan berpengaruh dalam pembangunan sifat dan karakter mereka. Apabila factor gen dan asupan mereka telah terpenuhi dengan baik tetapi ia bergaul dan hidup dilingkungan yang salah (tidak baik) maka akan menghasilkan manusia yang tidak baik pula.
Sedangkan faktor pertumbuhan organisme pada manusia, diantaranya yaitu:
1. Faktor sebelum lahir
Misalnya peristiwa kekurangan nutrisi pada ibu dan janin, janin terkena virus, keracunan sewaktu bayi ada dalam kandungan, terkena infeksi oleh bakteri virus dan lain-lain
2. Faktor ketika lahir
Antara lain : pendaran pada bagian kepala bayi yang disebabkanoleh tekanan dari dinding rahim ibu sewaktu ia dilahirkan.
3. Faktor sesudah lahir
Antar lain: pengalaman traumatik pada kepala, kepala bagian dalam terluka, kepala terpukul atau mengalami serangan sinar matahari.
4. Faktor psikologis
Misalnya bayi yang ditinggal ibu, ayah atau kedua orangtuanya. Sebab lain ialah dibesarkan didalam institusional sehingga kurang mendapat perawatan jasmaniah dan cinta kasih. Anak-anak tersebut kemungkinan besar mengalami kehampaan jiwa, sehingga mengakibatkan kelambatan pertumbuhan fungsi jasmani dan rohani terutama perkembangan inteligensi dan emosi.

C. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perkembangan
Perkembangan anak tidak berlangsung secara makanis-otomatis sebab perkembangan terjadi sangat bergantung pada beberapa faktor secara simultan. Faktor tersebut antara lain :

1. Faktor hereditas (warisan sejak lahir/ bawaan)
Hereditas merupakan factor pertama yang mempengaruhi perkembangan individu. Dalam hal ini hereditas diartikan sebagai totalitas karakteristik individu yang diwariskan orangtua kepada anak, atau segala potensi, baik fisik maupun psikis yang dimiliki individu sejak masa konsepsi (pembuahan ovum oleh sperma) sebagai pewarisan dari pihak orangtua melalui gen-gen.

Setelah terjadi pembuahan maka terjadilah perpaduan kromoson yang jumlahnya menjadi 48 pasang. Perpaduan ini pun segera diikuti oleh pembelahan diri menjadi dua organism sehingga jumlah kromoson pada sel-sel baru tersebut tetap 24 pasang. Diantara kedua organism baru tersebut terjadilah perjuangan dan yang lebih kuat dapat terus hidup. Pada akhirnya hanya satu organism yang berhasil hidup, maka akan lahir satu orang anak, tetapi apabila keduanya berhasil mempertahankan hidupnya, akan lahir anak kembar.

2. Faktor lingkungan
Urie Bronfrenbrenner & Ann Crouter mengemukakan bahwa lingkungan perkembangan merupakan “berbagai peristiwa, situasi atau kondisi di luar organism yang diduga mempengaruhi atau dipengaruhi oleh perkembangan individu”. Lingkungan ini terdiri atas:
a. Fisik, yaitu meliputi segala sesuatu dari molekul yang ada di sekitar janin sebelum lahir sampai kepada rancangan arsitektur suatu rumah
b. Sosial, yaitu meliputi seluruh manusia yang secara potensial mempengaruhi dan dipengaruhi oleh perkembangan individu.
Konsep lama tentang lingkungan perkembangan, memahaminya sebagai seperangkat kekuatan yang membentuk manusia, karena manusia dipandang seperti seonggok tanah liat yang dapat dicetak atau dibentuk. Sekarang dipahami bahwa manusia disamping dipengaruhi, juga mempengaruhi lingkungan fisik dan sosialnya. Dengan kata lain, dapat dikemukakan bahwa hubungan antara manusia dengan lingkungan itu bersifat saling mempengaruhi.
Hampir sama dengan pengertian diatas, J.P Chaplin (1979;175) mengemukakan bahwa lingkungan merupakan “keseluruhan aspek atau fenomena fisik dan sosial yang mempengaruhi organism individu”. Sementara itu, Joe Kathena mengemukakan bahwa lingkungan itu merupakan segala sesuatu yang berada di luar individu yang meliputi fisik dan sosial budaya. Lingkungan ini merupakan sumber seluruh informasi yang diterima individu melalui alat inderanya.
Berdasarkan ketiga pengertian diatas, bahwa yang dimaksud dengan lingkungan perkembangan siswa adalah “ keseluruhan fenomena (peristiwa, situasi, atau kondisi) fisik atau sosial yang anak yang akan dibahas yaitu menyangkut lingkungan keluarga, sekolah, kelompok sebaya, dan masyarakat.
c. Kematangan fungsi-fungsi organis dan psikis, Kematangan merupakan fase perubahan yang dialami oleh individu karena pengaruh genetic dan berlangsung secara bertahap.
d. Aktifitas anak sebagai subyek bebas yang berkemauan, kemampuan seleksi, bisa menolak atau menyetujui, punya emosi, serta usaha membangun diri sendiri .
Setiap fenomena atau gejala perkembangan anak merupakan produk dari kerjasama dan pengaruh timbal balik antara potensialitas hereditas dengan faktor-faktor lingkungan. Sehingga perkembangan merupakan produk dari pertumbuhan berkat pematangan fungsi-fungsi fisik, pematangan fungsi-fungsi fisik, pematangan fungsi-fungsi psikis dan usaha belajar oleh subyek anak dalam mencobakan segenap potensialitas rohani dan jasmaninya.

1.4.         Komunikasi pada balita
·           Karakteristik anak usia balita (terutama anak usia dibawah 3 tahun atau todler) sangat egosentris. Selain itu, anak juga mempunyai perasaan takut pada ketidaktahuannya sehingga anak perlu diberi tahu tentang apa yang akan terjadi pada dirinya.
·           Aspek bahasa, anak belum mampu berbicara secara fasih, oleh karena itu, saat menjelaskan, gunakan kata yang sederhana, singkat, dan gunakan istilah yang dikenalnya. Posisi tubuh yang baik saat berbicara pada anak adalah jongkok, duduk di kursi kecil, atau berlutut sehingga pandangan mata kita akan sejajar dengannya.
·           Satu hal yang akan mendorong anak untuk meningkatkan kemampuan dalam berkomunikasi adalah dengan memberikan pujian atas apa yang telah dicapainya atau ditunjukkannya terhadap orang tuanya (Supartini, 2004).




BAB III
PENUTUP


1.1.         KESIMPULAN

Lima tahun pertama merupakan masa terpenting dalam kehidupan manusia, inilah yang disebut masa emas. Pada masa ini, perubahan dalam kemampuan terbesar terjadi pada balita, termasuk pertumbuhan otak yang paling pesat, setelah itu pertumbuhan otak akan menurun seiring dengan bertambahnya umur. Secara umum untuk tumbuh kembang anak, termasuk pertumbuhan dan perkembangan otak pada masa emas diperlukan zat gizi makro (karbohidrat, lemak dan protein) dan zat gizi mikro (vitamin dan mineral). Khusus untuk pertumbuhan otak, lemak, terutama asam-asam lemak tak jenuh (polyunsaturated fatty acid = PUFA) seperti omega 3 dan omega 6 yang merupakan bahan baku pembungkus serabut saraf dalam otak, juga sangat dibutuhkan.

1.2.         SARAN
Berbagai upaya dapat dilakukan untuk membuat balita sehat, cerdas dan lincah serta penuh kreativitas. Faktor yang mempengaruhi yaitu nutrisi dan stimulus yang berikan kepada anak. Oleh karena itu banyaklah membaca untuk menambah pengetahuan dalam mendidik anak secara optimal pada masa balita.





Tidak ada komentar:

Posting Komentar