15 Juli 2013

menghilangkan setress

PSIKOLOGI KESEHATAN : INTERAKSI BIOPSIKOSOSIAL


STRESS :
-          Definisi ( Lazarus & Folkman, 1884b; Lovallo, 1997; Trumbull & Appley, 1986 ) : suatu keadaan dimana  terjadi transaction yang mengarahkan individu untuk menerima pertentangan antara kebutuhan fisik dan psikologis sebuah situasi dan sumber-sumber biologis, psikologis atau sistem sosial.
-          Kondisi stres mempunyai 2 komponen : fisik dan psikologis
-          Stresor :  setiap hal atau situasi, bersifat fisik ataupun psikologis yang dapat menyebabkan stres.
-          Reaksi fisik maupun psikologis terhadap sebuah stresor disebut STRAIN
-          Faktor-faktor yang membuat orang cenderung stres : karakteristik dan  kepribadian      ( contoh :  motivasi, intelektual )  individu dan situasi yang mendukung ( transisi kehidupan, saat-saat sulit seperti mempunyai anak remaja, ambiguity ( bingung memilih ).
-          Sumber-sumber stres : dari diri sendiri ( penyakit, konflik ), keluarga ( perceraian, penyakit dalam keluarga, ketidakmampuan, dan kematian ), komunitas dan masyarakat ( pekerjaan dan lingkungan ).
-          Alat mengukur stres : The Social Readjusment Rating Scale.
-          Salah cara untuk mengurangi stres adalah adanya dukungan sosial ( Social Support ).
-          Tipe-Tipe dukungan sosial : emotional atau esteem support ( empati, perhatian, perawatan, dukungan ), tangibel /intrumental support ( hadiah ), informational support ( pemberian saran, petunjuk ), companionship support ( meluangkan waktu untuk melakukan kegiatan bersama-sama ). 
-          Gangguan kesehatan yang diakibatkan oleh stres : penyakit digestive ( ulcers, inflammatory bowel diseases, irritable bowel syndrome ), Asthma, Sakit kepala yang berulang ( tension headaches, migraine headaches ), rheumatoid arthritis, dysmenorrhea, eczema, psoriasis, penyakit kardiovaskuler ( hipertensi  ).
COPING
-          Proses dalam diri seseorang dalam memanaje ketidakenakan/kekacauan  yang terjadi padanya.
-          Kemampuan mengatur di sini tidak berarti harus menyelesaikan masalah yang dihadapi.
-          Menurut Lazarus, dibagi menjadi dua metode koping : emotion- focused coping dan problem focused coping.
-          Kedua tipe koping tersebut dapat digunakan secara bersama-sama.
-          Berikut ini contoh-contoh metode koping pada situasi stress : assistance seeking ( p ), avoidance ( e ), confrontative assertion ( p ), denial ( e ), direct action ( p ), discharge    ( e ), distraction ( e ), emotional approach ( e ), hiding feeling ( e ), humor ( e ), increased activity      ( e ), intrusive thoughts ( e ), logical analysis ( p ), physical exercise ( e ), planful problem solving ( p ), positive rappraisal ( e ), praying ( e ), resigned acceptance ( e ), seeking meaning ( e ), self criticism ( e ), substance use        ( e ), wishful thingking ( e ), worry ( e ).
 
STRESS MANAGEMENT
-          Stres dapat direduksi dengan beberapa cara antara lain : Medikasi, Metode Kognitif dan Perilaku ( relaxation, systematic desensitization, biofeedback, modeling ), Masase, meditasi dan hipnosis.

LINGKUNGAN RUMAH SAKIT : SETTING, PROSEDUR, DAN EFEK KE PASIEN
-          Mempersiapkan pasien menghadapi stres akibat prosedur medis : Behavioral control, Cognitive control, Informational control.
-          Behavioral control : pasien dapat mengurangi ketidaknyamananatau selama rekoveri atau setelah prosedur medis dengan tindakan segera seperti napas khusus, atau latihan batuk.
-          Cognitive control : mengetahui bagaimana memfokuskan pada keuntungan dari prosedur medis dan bukan merupakan aspek yang tidak menyenangkan.
-          Informational control : memperoleh pengetahuan tentang kejadian dan atau sensasi pada harapan selama atau sesudah prosedur medis.
-          Persiapan psikologis dengan ketiga teknik di atas berguna untuk pasien yang akan dilakukan tindakan pembedahan/surgikal maupun yang tidak.
HOSPITALISASI
-          Hospitalisasi pada anak usia di bawah tiga tahun adalah separation distress ( takut terhadap perpisahan ).
-          Hospitalisasi pada anak usia sekolah  meliputi 4 aspek : 1. Perasaan dan kontrol diri, 2. Kemampuan berpikir  dan khawatir tentang akibat dari penyakit dan perawatan mereka, 3. Berjauhan dari teman-temannya dan teman sekolah dapat membuat perasaan mereka merasa sendiri/kesepian, kebosanan, dan perhatian tentang kehilangan teman, atau keberadaan mereka dalam kelompoknya, 4. Bagi anak sekolah yang sudah mulai pubertas mereka menjadi lebih malu karena memperlihatkan tubuhnya pada orang asing ( petugas kesehatan ) atau kebutuhan akan bantuan untuk melakukan aktifitas personal seperti n toileting.
PAIN ( NYERI, SAKIT, KETIDAKNYAMANAN )
-          Pain adalah pengalaman sensori dan emosional dari ketidaknyamanan, dimana biasanya berhubungan dengan kerusakan jaringan .
-          Dimensi dari pain : 1. Organic Vs Psychogenic pain, 2. Acute Vs Chronic pain
-          Organic pain : ketika ketidaknyamanan karena sebab utama kerusakan jaringan
-          Psychogenic pain : bila tidak ditemukan kerusakan jaringan atau kegagalan dalam pembedahan, maka ketidaknyamanan yang dirasakan lebih menggambarkan proses psikologis.
-          Acute pain : pengalaman rasa sakit yang dirasakan seseorang yang bersifat sementara             ( hilang timbul ) dalam jangka waktu tidak lebih dari 6 bulan.
-          Chronic pain : Bila rasa sakit dirasakan terus menerus selama berbulan-bulan dan bersifat menetap.
-          Pengukuran pain dapat menggunakan : visual analog scale ( no pain -------worst pain possible), Box scale ( no pain / 0 -------  worst pain possible/10 ), Verbal rating scale  ( no pain --- some pain -----considerable pain -----worst pain possible ).
-          Berbagai macam terapi untuk menghilangkan atau mengurangi nyeri : relaxation, biofeedback, distraction, imagery, hipnosis, interpersonal terapi , terapi stimulus                            ( akupuntur), terapi fisik ( fisioterapi).
PERILAKU ABNORMAL
-          Perspektif perilaku abnormal dapa dilihat dar segi : 1. Perspektif biologis                      ( berhubungan dengan sistem saraf ), 2. Perspektif psikologis ( berhubungan dengan struktur pikiran, struktur kepribadian, mekanisme pertahanan tubuh, tahapan perkembangan psikoseksual ), 3. Perspektif sosiokultural ( berhubungan dengan etnisitas dan kesehatan mental ).
-          Gangguan penyesuaian merupakan gangguan suatu reaksi maladaptif terhadap suatu stresor yang dikenali dan berkembang beberapa bulan sejak munculnya stresor. Reaksi maladaptif ini berupa gangguan pada fungsi sosial, pekerjaan dan akademis, atau adanya kondisi distres emosional yang melebihi batas normal. Reaksi maladaptif dalam bentuk gangguan penyesuaian ini mungkin teratasi bila stresor dipindahkan atau individu belajar mengatasi stres.
-          Stres menyebabkan efek domino pada sistem endokrin, yaitu sebuah sistem tubuh berupa kelenjar yang memproduksi dan melepaskan sekresi yang disebut hormon.
-          Stres menyebabkan sistem kekebalan tubuh menjadi berkurang.
-          Hans Selye membuat istilah Sindrom Adaptasi Menyeluruh (GAS = General Adaptation Syndrome ) untuk menjelaskan pola respons biologis umum terhadap stres yang berlebihan dan berkepanjangan. Selye mengemukakan bahwa tubuh kita bereaksi sama terhadap berbagai stresor yang tidak menyenangkan, baik sumber stres berupa serangan bakteri, penyakit karena organisme, perceraian, kebanjiran, dll. Teori menyatakan bahwa tubuh kita seperti jam dengan sistem alarm yang tidak berhenti sampai tenaganya habis.
-          GAS terdiri dari 3 tahap : 1. Tahap Reaksi waspa ( alarm reaction ), 2. Tahap Resistensi ( Resistance Stage ), 3. Tahap kelelahan ( Exhaustion stage ).
GANGGUAN MOOD
-          Mood adalah kondisi perasaan yang terus ada yang mewarnai kehidupan psikologis kita. Perasaan sedih atau depresi bukanlah yang abnormal dalam konteks peristiwa atau situasi yang penuh tekanan. Namun orang dengan gangguan Mood ( Mood Disorders ) mengalami gangguan mood yang luar biasa parah atau berlangsung lama dan mengganggu kemampuan mereka untuk berfungsi dalam memenuhi tanggung jawab secara normal.
-          Tipe-tipe gangguan mood : 1. Ganggaun depresi mayor dan gangguan distimik,          2. Gangguan perubahan mood : gangguan bipolar dan gangguan siklotimik.
-          Gangguan depresi mayor : didasarkan pada munculnya satu atau lebih episode depresi mayor tanpa adanya riwayat episode manik datu hipomanik.
-          Ciri-ciri orang yang mengalami depresi mayor : merasa sedih, putus asa, terpuruk atau kehilangan minat/rasa senang dalam semua atau berbagai aktifitas untukperiode waktu paling sedikit 2 minggu, kehilangan nafsu makan ( selera makan buruk ), kehilangan atau bertambah berat badan secara mencolok, memiliki masalah susah tidur atau tidur terlalu banyak, gelisah secara fisik atau secara ekstrim menunjukkan elambatnya aktifitas motorik mereka.
-          Faktor resiko dalam depresi mayor : usia ( onset awal lebih umum terjadi pada dewasa muda daripada dewasa yang lebih tua ), status sosial ekonomi ( status sosial ekonomi rendah lebih rentan terkena depresi mayor dari pada status sosial ekonomi tinggi ), dan status pernikahan ( orang yang berpisah atau bercerai memiliki resiko lebih tinggi dari pada orang yang menikah atau tidak pernah menikah sama sekali ).
-          Banyak orang mengeluh bahwa mood mereka bervariasi sesuai dengan cuaca. Untuk sejumlah orang perubahan musim dari musim panas ke musim gugur dan dingin menyebabkan suatu tipe depresi yang disebut dengan Gangguan Afektif Musiman       ( Seasonal Affective Mood ).
STRES DAN GANGGUAN MOOD
-          Peristiwa kehidupan yang penuh tekanan seperti kehilangan orang yang dicintai, putusnya hubungan romantis, lamanya hidup menganggur, sakit fisik, masalah dalam pernikahan dan hubungan, kesulitan ekonomi, tekanan di pekerjaan, atau rasisme dan diskriminasi meningkatkan resiko berkembangnya gangguan Mood atau kambuhnya sebuah gangguan mood, terutama depresi mayor.
-          Meski stres sering berimplikasi pada depresi, tidak semua orang yang mengalami stres menjadi depresi. Faktor seperti ketrampilan koping, bawaan genetis, dan ketersediaan dukungan sosial memberikan kontribusi pada kecenderungan depresi saat menghadapi kejadian penuh tekanan.
DEPRESI PASCA MELAHIRKAN
-          Merupakan salah satu bentuk gangguan mood, berupa depresi.
-          Perubahan mood setelah melahirkan ini secara umum disebut maternality blues, post partum blues, atau baby blues.
-          Post partum Depression ini biasanya berlangsung selama beberapa hari dan dianggap sebagai suatu respons yang normal terhadap perubahan hormonal yang terjadi pada waktu kelahiran bayi. Dengan adanya perubahan hormonal yang bergolak ini, akan menjadi abnormal bagi kebanyakan wanita bila mereka tidak mengalami beberapa perubahan dalam kondisi perasaan segera setelah melahirkan anak.
 PENANGANAN GANGGUAN MOOD
-          Penanganan gangguan mood dapat menggunakan : 1. Pendekatan psikodinamika,           2. Pendekatan behavioral, 3. Pendekatan kognitif , 4. Pendekatan biologis ( obat-obatan, terapi elektrokonvulsif/ECT ).

05 Juli 2013

METODE IUD


METODE IUD/ALAT KONTRASEPSI DALAM RAHIM(AKDR)

A.  Pengertian
 IUD (Spiral) adalah Suatu alat kontrasepsi yang dimasukkan kedalam rahim terbuat dari plastik halus (Polyethelen) untuk mencegah terjadinya konsepsi atau kehamilan. (BKKBN, 2003).
IUD (intra uterine device) yaitu alat yang terbuat dari plastik yang dimasukkan ke dalam rahim dan mencegah kehamilan dengan cara menganggu lingkungan rahim dan menghalangi terjadinya pembuahan maupun implantasi (ILUNI FKUI, 2010).
AKDR (alat kontrasepsi dalam rahim) atau spiral, atau dalam bahasa Inggrisnya Intra-Uterine Devices, disingkat IUD adalah alat yang dibuat dari polietilen dengan atau tanpa metal/steroid yang ditempatkan di dalam rahim. Pemasangan ini dapat untuk 3-5 tahun dan bisa dilepaskan setiap saat bila klien berkeinginan untuk mempunyai anak. AKDR ini bekerja dengan mencegah pertemuan sperma dengan sel telur (Kusumaningrum, 2009)
Pemakaian IUD adalah seorang wanita yang menggunakan alat kontrasepsi IUD mencegah atau menghindari kehamilan (BKKBN, 2003).
B. Jenis Jenis IUD
1. copper T
IUD berbentuk T, terbuat dari bahan polyethelen dimana pada bagian vertikalnya diberi lilitan kawat tembaga halus. Lilitan tembaga halus ini mempunyai efek anti fertilitas (anti pembuahan) yang cukup baik.





2. copper 7
IUD ini berbentuk angka 7 dengan maksud untuk memudahkan pemasangan. Jenis ini mempunyai ukuran diameter batang vertikal 32 mm dan ditambahkan gulungan kawat tembaga luas permukaan 200 mm2, fungsinya sama dengan lilitan tembaga halus pada IUD Copper-T

3. Multi load
IUD ini terbuat dari plastik (polyethelene) dengan dua tangan kiri dan kanan berbentuk sayap yang fleksibel. Panjang dari ujung atas ke ujung bawah 3,6 cm. Batang diberi gulungan kawat tembaga dengan luas permukaan 250 mm2 atau 375 mm2 untuk menambah efektifitas. Ada tiga jenis ukuran multi load yaitu standar, small, dan mini.






4. Lippes loop
Terbuat dari polyethelen, berbentuk spiral atau huruf S bersambung. Untuk memudahkan kontrol diberi benang pada ekornya. Lippes Loop mempunyai angka kegagalan yang rendah, keuntungan lain dari AKDR/IUD jenis ini adalah jarang terjadi luka atau porforasi, sebab terbuat dari bahan plastik

Spiral bisa bertahan dalam rahim dan menghambat pembuahan sampai 10 tahun lamanya. Setelah itu harus dikeluarkan dan diganti. Bahan spiral yang paling umum digunakan adalah plastic atau plastic bercampur tembaga. Terdapat dua jenis IUD yaitu IUD dengan tembaga dan IUD dengan hormon (dikenal dengan IUS = Intrauterine System). IUD tembaga (copper) melepaskan partikel tembaga untuk mencegah kehamilan sedangkan IUS melepaskan hormon progestin

                Spiral jenis copper T (melepaskan tembaga) mencegah kehamilan dengan cara menganggu pergerakan sperma untuk mencapai rongga rahim dan dapat dipakai selama 10 tahun. Progestasert IUD (melepaskan progesteron) hanya efektif untuk 1 tahun dan dapat digunakan untuk kontrasepsi darurat
C. Cara kerja IUD
Cara kerja kontrasepasi spiral yaitu:
1.     Menghambat kemampuan sperma untuk masuk ke tuba falopii
2.     Mempengaruhi fertilisasi sebelum ovum mencapai kavum uteri
3.     AKDR bekerja terutama mencegah sperma dan ovum bertemu, walaupun AKDR membuat sperma sulit masuk ke dalam alat reproduksi perempuan dan mengurangi sperma untuk fertilisasi
D.   Keuntungan
1.      Efektivitasnya tinggi ® 0,6 – 0,8 kehamilan/100 perempuan dalam tahun pertama, 1 kegagalan dalam 125 – 170 kehamilan.
2.      Dapat efektif segera setelah pemasangan.
3.      Metode jangka panjang (10 th).
4.      Sangat efektif (tidak perlu mengingat-ingat).
5.      Tidak mempengaruhi hubungan seksual.
6.      Tidak ada efek samping hormonal.
7.      Tidak mempengaruhi kualitas dan volume ASI.
8.      Dapat dipasang segera setelah melhirkan/sesudah abortus.
9.      Dapat digunakan sampai dengan menopause.
10.  Tidak ada interaksi dengan obat-obat.
11.  Membantu mencegah kehamilan ektopik (kehamilan di luar rahim)

E.   Kerugian
1. Efek samping yang umum terjadi :
·         Perubahan siklus haid. (umumnya pada 3 bulan pertama dan akan berkurang setelah 3 bulan)
·         Haid lebih lama dan banyak.
·         Perdarahan antar menstruasi (spotting).
·         Saat haid lebih sakit.
2. Komplikasi lain
·         Merasa sakit dan kejang selama 3 sampai 5 hari setelah pemasangan
·         Perdarahan berat pada waktu haid atau diantaranya yang memungkinkan penyebab anemia
·         Perforasi dinding uterus (sangat jarang apabila pemasangan benar)
3. Tidak mencegah IMS.
4. Tidak baik digunakan pada perempuan dengan IMS/perempuan yang sering bergantian pasangan.
5. Penyakit radang panggul terjadi sesudah perempuan dengan IMS memakai AKDR, PRP dapat memicu infertilitas
6. Prosedur medis, termasuk pemeriksaan pelvik diperlukan dalam pemasangan IUD
7. Sedikit nyeri dan perdarahan (spotting) terjadi segera setelah pemasangan IUD. Biasanya menghilang dalam 1 – 2 hari
8. Klien tidak dapat melepas AKDR oleh dirinya sendiri. Petugas kesehatan terlatih yang harus melepas AKDR
9. Mungkin IUD keluar dari uterus tanpa diketahui (sering terjadi apabila IUD dipasang segera setelah melahirkan)
10.Tidak mencegah terjadinya kehamilan ektopik karena fungsi IUD mencegah kehamilan normal
11. Perempuan harus memeriksa posisi benang IUD dari waktu ke waktu.

F.    Indikasi
1.  Usia reproduktif
2.  Keadaan nulipara
3.  Menginginkan menggunakan kontrasepsi jangka panjang
4.  Perempuan menyusui yang menginginkan menggunakan kontrasepsi
5.  Setelah melahirkan dan tidak menyusui
6.  Setelah mengalami abortus dan tidak terlihat adanya infeksi
7.  Risiko rendah dari IMS
8.  Tidak menghendaki metoda hormonal
9.  Tidak menyukai mengingat-ingat minum pil setiap hari
10.                   Tidak menghendaki kehamilan setelah 1 – 5 hari senggama
11.                   Perokok
12.                   Pasca keguguran atau kegagalan kehamilan apabila tidak terluhat adanya infeksi
13.                   Gemuk ataupun kurus
14.                   Penderita tumor jinak payudara
15.                   Penderita kanker payudara
16.                   Pusing-pusing, sakit kepala
17.                   Tekanan darah tinggi
18.                   Varises di tungkai atau di vulva
19.                   Diabetes
20.                   Setelah kehamilan ektopik